Sudah Terkomputerisasi, Begini Cara Kerja e-Drives Saat Ujian Praktik SIM
Jakarta - Polisi Jakarta telah membangun sistem ujian praktek SIM (SIM) secara otomatis (sistem uji eletronic mengemudi) atau yang disebut e-pembaca. Oleh karena itu evaluasi adalah, dalam ujian praktek adalah pelamar SIM, lebih atau dilakukan secara manual oleh agen, tetapi dengan sistem terkomputerisasi atau elektronik.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Yusuf menjelaskan, e-pembaca menggunakan berbagai teknologi. Sebagai contoh, identifikasi frekuensi radio, atau RFID ditempatkan pada kendaraan roda dua.
RFID adalah sistem identifikasi nirkabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus berhubungan. Ketika peserta pergi melalui radar RFID dan secara otomatis data peserta akan muncul di ujian praktek aplikasi SIM di ruang monitoring.
"(Lalu) pasif inframerah, sinar inframerah di garis start (mulai) ke garis finish (finish) hal ini berguna untuk mengetahui kapan peserta mulai dan berakhir pada setiap tahap," katanya.
Selain itu, ada getaran sensor, sensor yang dapat menentukan getaran suatu benda. Sensor ini ditempatkan di trunnion dipasang di sisi trek.
Jika mesin kendaraan (Ranmor) menyenggol atau menabrak patok sensor getaran diaktifkan dan mengirim sinyal ke permintaan tes praktek lisensi pada komputer server di ruang pemantauan.
teknologi USG
"Sementara penguji dapat menentukan posisi dan jumlah titik referensi yang tersenggol atau tertabrak," katanya.
Akhirnya, Yusuf melanjutkan, ada teknologi yang dipancarkan ultrasonik gelombang suara frekuensi tinggi 20 Kilo Hertz. Sensor ini ditempatkan di panggung yang bangkit dan jatuh praktis uji SIM A.
"Ketika mobil berhenti di sebuah menanjak atau posisi yang berasal dari sensor ultrasonik akan menentukan posisi akhir dari mobil. Jika kembali atau maju respon sebelum melanjutkan jalan atau sensor turunan ultrasonik mengirimkan sinyal ke komputer server di ruang kontrol, "itu ditutup.
Comments
Post a Comment